Selasa, 16 Juli 2013

Sinopsis --> Untitled

Kejadian 10 tahun lalu masih membekas di ingatan Adit, rasa bersalahpun masih menyelimuti hatinya. Hampir setiap malam kejadian itu hadir di mimpinya. Dan semenjak kejadian itu pula Adit tidak pernah bertemu lagi dengan Gia.
Namun semuanya berubah ketika tiba-tiba saja Gia muncul kembali di kehidupan Adit. Membuat Adit yang semula kebingungan mencari keberadaan Gia merasa sangat senang. Tetapi yang membuat Adit kembali kecewa adalah ketika dia mengetahui bahwa Gia melupakan dirinya, melupakan semua kenangan masa kecilnya bersama Adit.

Apa yang harus Adit lakukan untuk mengembalikan ingatan Gia ? Dan bagaimana reaksi Adit saat mengetahui ternyata Gia sama sekali tidak melupakannya dan malah menyimpan rasa yang lebih terhadapnya ?

Minggu, 07 April 2013

Cerpen ---> Saat Terakhir



Semilir angin perlahan mulai terasa membelai wajahnya. Semakin lama semakin kencang, membuat gadis itu menarik lagi jaket yang menutupi tubuhnya agar dapat menghangatkannya. Matanya terpejam. Terlihat gurat kelelahan di wajahnya. Perlahan, kelopak yang menutupi mata indahnya itu terbuka, memperlihatkan bola mata kecoklatan yang dimilikinya.

‘ini bukan mimpi’ batinnya perih. Di pejamkannya matanya sekali lagi, kali ini diiringi dengan helahan nafasnya.

“fy ?” sapaan yang diiringi dengan tepukan halus di pundak ify –gadis tadi- membuatnya tersentak kaget. Dia menghela nafas lalu memaksakan sedikit senyum.

“kenapa ?” dia bertanya pelan tanpa menatap sosok yang tadi mengagetkannya. Shilla –sosok tadi- menghela nafas lalu duduk di samping ify.

“lo, hmm masih mengharapkan dia ?” pertanyaan yang baru saja dilontarkan shilla sukses membuat ify menatapnya. Ragu, dia mengangguk pelan. Shilla tersenyum kecut.

“setelah apa yang dia lakuin di belakang lo ?” shilla bertanya dengan nada yang cukup sinis. Pertanyaan shilla barusan membuat ify terdiam.

“plis fy, lo mikir. Udah berapa kali dia nyakitin lo dan udah berapa kali juga lo udah maafin dia gitu aja ?” shilla tanpa sadar menaikkan suaranya. Nafasnya memburu, mukanya memerah menahan marah.

Ify lagi-lagi hanya diam membisu. Dalam hati dia membenarkan perkataan shilla. Tapi apa daya, dia terlalu mencintainya, pemuda itu. Ntah apa yang membuatnya masih bertahan, padahal sebut saja rio –pemuda tadi- sudah berulang kali menyakitinya.

“gue cinta shil sama dia” jawaban itu lagi yang terlontar dari mulut ify. Mendengarnya, shilla langsung menghela nafasnya dengan kasar.

“cinta ? lo cinta sama dia ?  apa lo paham apa yang dimaksud dengan cinta itu ?” shilla bertanya sambil menatap ify dengan tajam. Ify terdiam lalu menundukkan kepalanya, tidak menjawab pertanyaan shilla barusan.

“biarin gue shil, biarin gue pertahanin dia. Sebentar lagi, gue Cuma pengen dia nemenin saat-saat terakhir gue” pernyataan ify barusan sukses membuat shilla terdiam. Hatinya perih mendengar penuturan ify barusan. Ify sakit, bukan sakit biasa. Ataxia, penyakit yang belum ditemukan obatnya. Dan begini lah ify sekarang, pergi atau melakukan apapun bukan dengan diiringi langkah kaki lagi, tapi dengan sebuah kursi roda.

“fy, sori gue..”

“gag papa kok shil. Lo gag salah. Guenya aja tetap keras kepala” ify menjawab sambil tersenyum tipis. Mukanya kembali pucat. Shilla panik, digenggamnya tangan ify. Dingin !

“fy, lo kenapa ?” terdengar nada kepanikan dari ucapan shilla barusan. Ify menggeleng pelan sebelum akhirnya pingsan.

***

“puas lo ? sadar yo, lo liat ify. Ify itu cinta sama lo !! padahal lo udah sering banget nyakitin dia !! tapi apa ? dia tetap maafin lo, ngasih lo kesempatan lagi !! seharusnya lo perhatiin dia !! apa lo tau selama ini dia sakit ?!” bentakan itu membuat rio terdiam. Dalam hati, tersirat rasa penyesalan yang dalam.

‘cowok macam apa gue ?’ rio membatin. Dialihkannya pandangannya kearah ruang UGD itu. Disanalah ify, orang yang sangat mencintainya, yang slalu mengerti dirinya. Tapi apa ? dia malah menyia-nyiakan gadis itu. Dan sekaranglah rasa penyesalan itu hinggap di hatinya.

“ify.. sakit apa ?” rio bertanya pelan sambil terus menatap ruang UGD itu. Shilla menghela nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan rio.

“ataxia. Dan baru saja memasuki tahap akhir” rio membeku di tempat mendengar jawaban shilla. Ataxia ? astaga !! dia menutup mukanya menggunakan kedua telapak tangannya. Tiba-tiba pintu ruang UGD itu terbuka. Dengan cepat rio langsung menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu.

“bagaimana keadaan ify dok ?”pertanyaan itu spontan keluar dari bibir rio. Dokter itu menatap rio lalu menggeleng pelan.

“pasien kritis” jawaban singkat yang sukses membuat rio terdiam.

“kritis ? apa boleh saya masuk dok ?”

“boleh, tapi tunggu dia dipindahkan ke ruang perawatan dulu” rio mengangguk mendengar jawaban dokter tersebut. Lalu dia pun memutuskan menunggu di ruang tunggu sedangkan dokter tian –dokter yang tadi- pergi kembali ke ruangannya.

***

“yo, ify sadar” teriakan itu sukses membuat rio tersadar dari lamunannya. Dengan cepat di hampirinya shilla yang duduk di samping ranjang ify.

“gue panggil dokter dulu” rio berlalu meninggalkan ruang rawat ify. Tak lama, dia kembali bersama dokter tian dan seorang asistennya.

“bisa keluar sebentar ?” shilla dan rio pun menuruhi permintaan dokter tian. Tidak lama, hanya beberapa menit saja, setelah itu shilla dan rio kembali di perbolehkan masuk.

“lo aja yang masuk. Lo perlu ngomong sama dia” suruh shilla. Tanpa melawan, rio pun masuk dengan terburu-buru ke dalam ruang perawatan ify. Di hampirinya ify yang tengah melamun sambil menatap keluar jendela.

“fy” panggilan itu sukses membuat ify tersentak. Ify menoleh dan tersenyum tipis.

“maaf gue..”

“gag ada yang perlu di maafin” potong ify cepat.

“tapi..”

“gag ada tapi-tapian. Atau lo pengen gue marah sama lo ? hahaha enggak kan ?” rio tersenyum. Lalu digenggamnya tangan ify. Dingin.

“yo, nyanyi dong” rio mengerutkan alisnya mendengar permintaan ify. Tapi akhirnya mengangguk juga.

“lagu apa ?” dilihatnya ify terdiam sebentar, lalu dia tersenyum sumbringah.

“lagu saat terakhir, tapi bagian reff aja” jawab ify cepat. Tentu saja rio bingung.

“kenapa lagu itu ? gag yang lain aja ?”

“enggak, gue pengennya lagu itu. Yayaya ?” walaupun heran rio akhirnya mengangguk juga dan mulai menyanyikan lagu itu.

“di bawah batu nisan kini tlah kau sandarkan, kasih sayang kamu begitu dalam, sungguhku tak sanggup ini terjadi karena ku sangat cinta. Inilah saat terakhirku melihat kamu, Jatuh air mataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan selamat jalan kasih”

Tepat saat rio menyelesaikan lagunya, ify menutup matanya. Menhembuskan nafas terkhirnya.

“fy” diguncang nya tubuh ify. Tak ada reaksi. Perlahan arimata pun mengalir membasahi pipi rio. Di rengkuhnya tubuh yang mulai mendingin itu.

-
di bawah batu nisan kini tlah kau sandarkan, kasih sayang kamu begitu dalam, sungguhku tak sanggup ini terjadi karena ku sangat cinta. Inilah saat terakhirku melihat kamu, Jatuh air mataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan selamat jalan kasih-

THE END

Jumat, 13 April 2012

Cerpen ---> Kisah Kita


JEPRET...

Suara jepretan kamera seorang cowok. Dia tersenyum tipis melihat hasil jepretannya. Alvin, atau lebih lengkapnya ALVIN JONATHAN SINDUNATA.

Teeeettt teeeettt..

Bel masuk pun berbunyi dan alvin memutuskan untuk kembali ke kelasnya.


@kelas XI IPA 1

“darimana lo vin ?” tanya seorang coowk hitam manis setelah alvin memasuki kelas dan duduk di sampingnya.

“biasa” jawab alvin cuek sambil menunjuk SLR yang tergantung di lehernya.

“apaan lagi tuh objek lo ?” tanya cowok itu penasaran. Panggil saja dia rio.

“taman belakang” jawab alvin singkat.

‘hadehh ni bocah kapan berubahnya sih ? berasa ngomong ama patung gue’ batin rio.

“pagi anak-anak” sapa buk winda yang mengagetkan seluruh murid XI IPA 1. Semua pun langsung kembali ke tempat masing-masing. Di belakang buk winda, berdiri seorang cewek manis. Semua pun langsung berbisik-bisik.

“baiklah, hari ini kalian kedatangan teman baru” kata buk winda.

“perkenalkan dirimu” suruh buk winda. Cewek itu mengangguk pelan lalu maju selangkah ke depan sambil tersenyum tipis.

“hai semua,, namaku ashilla zahrantiara,, kalian bisa panggil aku shilla,, aku pindahan dari SMA bima sakti,, salam kenal yaa,, semoga kita bisa berteman baik” kata cewek bernama shilla itu.

“hai shillaaa” sapa semua murid XI IPA 1, kecuali sii pangeran es,, siapa lagi kalo bukan alvin.

“baiklah ashilla,, silahkan kamu duduk di,,,,,,, eh, tidak ada bangku kosong yaa ?” tanya buk winda.

“enggak buk” jawab kiki, ketua kelas XI IPA 1.

“ya sudah,, kalo begitu,,,, alvin” panggil buk winda karena dari tadi alvin asik dengan kameranya.

“kenapa bukk ?” tanya alvin sambil menoleh ke arah buk winda SEKILAS !! lalu kembali fokus pada kamera di tangannya. Sedangkan rio, diam aja. Udah biasa.

“ckckckck kamu temanin ashilla nyari bangku” suruh buk winda sambil berdecak kesal.

“lah,, kok saya buk ?” tanya alvin sambil meletakkakn kameranya di bawah laci.

“karena kamu dari tadi tidak memperhatikan saya,,, sudah, jangan banyak protes,, temani dia” suruh buk winda lagi.

Alvin pun mendengus kesal lalu berjalan duluan tanpa memperdulikan shilla. Shilla pun segera berlari menyusul alvin.

***

‘berasa jalan ama patung’ batin shilla.

“eh,, ehm,, ngomong apa yaa ?” gumam shilla bingung.

Tiba-tiba alvin pun berhenti dan shilla yang sedang melamun pun tak sengaja menabrak punggung alvin yang lebih tinggi darinya.

BRUKK...

“aww” rintih shilla sambil ngelus-ngelus jidatnya.

“kalojalan liat pake mata,, bukan dengkul” kata alvin datar, sedangkan shilla hanya melongo lalu mendengus kesal.

“cowok rese” gumam shilla.

“gue gag budek” kata alvin, masih datar (?).

“permisi buk” kata alvin sopan sambil mengetuk pelan pintu kelas XI IPA 2.

“ya ? ada apa alvin ?” tanya buk sinta yang mengajar di kelas XI IPA 2.

“saya mau cari bangku kosong buk,, ada ?” jawab dan tanya alvin. Buk sinta pun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas lalu terhenti pada salah satu siswi yang duduk sendirian dan ada bangku kosong di sampingnya.

“zevana ? kamu duduk sendirian kan ?” tanya buk sinta.

“i,, ia buk”jawab cewek bernama zevana (re : zeze) itu gugup.

“itu ada nak alvin” kata buk sinta.

“permisi buk” kata alvin sopan lalu masuk ke kelas XI IPA 2 sambil menggandeng tangan shilla tanpa permisi.

“ehh” ceplos shilla.

“gue ambil yaa” kata alvin dingin setelah sampai di samping meja zeze.

“i,,iaaa”jawab zeze gugup. Zeze menundukkan kepalanya, tatapan alvin begitu tajam.

“shil, lo bawa bangku nya, biar gue meja nya yaa” kata alvin lembut. Zeze melotot kaget sedangkan shilla menatap alvin heran.

‘ni anak punya kepribadian ganda kali yaa ?’ batin shilla. Shilla pun langsung mengangguk dan membawa bangku itu, sedangkan alvin masih menatap zeze dengan tajamnya.

“maafin gue” gumam zeze lirih.

Alvin tidak menghiraukan perkataan zeze, langsung saja dia mengangkat meja itu dan berpamitan sekalian mengucapkan terimakasih kepada buk sinta.

***

@Kelas XI IPA 1

“permisi bukk” kata alvin.

“ya ? sudah dapat yaa ? letakkan di samping meja kamu” perintah buk winda. Alvin pun menurut saja sedangkan shilla mengikuti alvin dari belakang. Semua murid XI IPA 1, termasuk rio menatap aneh ke arah alvin dan pemikiran mereka sam “tumben gag protes ?”

“oke,, kita lanjutkan pelajaran minggu lalu,, buka buku paket halaman 73” perintah buk winda.

“aduhh gue kan belum punya buku,, gimana nihh” gumam shilla.

“nihh” kata alvin sambil menyodorkan bukunya.

“ha ?” kaget shilla.

“mau kagak ? tangan gue capek” kata alvin dingin.

“trus elo gimana ?” tanya shilla.

“kan masih bisa satu berdua ama rio,, ambil aja deh” suruh alvin. Shilla pun mengangguk lau mengambil buku milik alvin. Rio yang memperhatikan mereka dari tadi hanya tersenyum tipis.

‘kayaknya dia yang bisa buat lo kayak balik kayak dulu lagi vin’ batin rio.

“ehh item,, kenapa lo senyam senyum ? kesambet ?” tanya alvin yang membuyarkan lamunan rio.

“ha ? enggak,, gag apa-apa” jawab rio gagap.

“perhatiin noh,, ntar buk winda marah” suruh alvin.

“iaaa,, bawel ahh” kata rio sambil membuka buku catatannya.

“ha ? masag sihh gue bawel yo ?” tanya alvin kaget. Spontan semua pun langsung menoleh ke arah alvin.

“ada apa alvin ?” tanya buk winda.

“ha ? ehh itu,, anu bukk,,,, gag apa-apa,, hehehe,, ya kan yo” kata alvin gagap sambil menendeng pelan kaki rio.

“aww,, ehh ia buk” jawab rio sambil meringis pelan. Semua murid XI IPA 1 menatap heran ke arah alvin. “kesambet apa nihh si alvin ? pangeran ess gituuu”.

“baiklah,, pelajaran kita lanjutkan” kata buk winda. Semua pun kembali memperhatikan buk winda.

***

Istirahat..

@kantin

“vin,, kenapa sihh ?” tanya rio heran sambil memperhatikan alvin dari atas sampai bawah.

“kenapa apanya ?” tanya alvin bingung sambil menyeruput es jeruk nya.

“lo kesambet apa sihh ? tumben aja lo bawel,, trus tadi pas buk winda nyuruh shilla duduk di samping lo, lo gag protes” jelas rio.

“ohh itu,, biasa aja kok” jawab alvin santai lalu berdiri.

‘gue sendiri juga bingung yo,, apa mungkin,,,, ehh tapi gag mungkin’ batin alvin.

“heh kodok,, malah bengong lo,, mau kemana ?” tanya rio yang berhasil mengagetkan alvin yang berdiri termenung sambil menenteng SLR nya.

“ha ?ohh itu,, biasa”jawab alvin sambil menunjuk SLR nya.

“ckckck apa lagi objeknya ?” tanay rio penasaran lalu ikut berdiri.

Alvin hanya menggidikkan bahunya. Dia sendiri pun tidak tau.

“ahh payah lo,, yaudah deh,, gue ke kelas aja” kata rio lalu berjalan meninggalkan alvin yang masih sibuk mengotak-atik SLR nya.

“mau foto apaan coba ?” gumam alvin. Alvin pun mengedarkan pandangannya lalu berhenti tepat pada seseorang yang sedang berjalan sendirian sambil mengotak-atik SLR nya ke arah taman belakang. Ntah dapat dorongan darimana, alvin melangkahkan kaki nya mengikuti orang tersebut.


@taman belakang

“waawww pasti nihh taman di rawat terus,, indah banget” gumam seorang cewek. Shilla. Shilla pun berjalan menuju bangku yang ada disana lalu memutuskan untuk duduk sambil mengotak-atik SLR nya. Shilla tersenyum tipis melihat hasil jepretannya.


JEPRET..

Alvin melihat hasil jepretannya. Sekarang dia tengah bersembunyi di balik pohon besar di taman belakang tersebut.

“cantik” gumam alvin tanpa sadar.

“ehh gue ngomong apa sihh” kata alvin setelah sadar dengan apa yang ia katakan barusan.

“ngapain juga yaa gue motoin dia ?” gumam alvin lagi.


“kka,, lo dimana ?” gumam shilla. Setetes airmata jatuh membasahi pipinya. Tapi dengan cepat shilla menepisnya.

“lo gag boleh nangisin dia shil,, dia udah ninggalin lo tanpa ngasih tau lo” gumam shilla lirih.


“ehh kok dia nangis yaa ?” tanya alvin bingung. Alvin masih bersembunyi di balik pohon besar itu.

“samperin gag yaa ?” gumam alvin.

“aku rindu setengah mati kepadamu,, sungguh ku ingin kau tau,, aku rindu setengah mati” shilla bersenandung kecil. Airmata pun kembali membasahi pipinya. Tapi kali ini dia membiarkannya saja.

“cengeng” kata seseorang. Shilla yang kaget langsung menghapus airmatanya dan menoleh ke arah orang itu dan melengos kesal.

“apa urusan lo ?” tanya shilla ketus. Orang itu duduk di samping shilla.

“gag ada sihh” jawab orang itu sambil garuk-garuk tengkuk nya yang sama sekali tidak gatal. Bisa tebak siapa orang itu ? yap,, ALVIN !! *prokprokprok (?)

“emang lo kenapa sihh ? ada masalah ?” tanya alvin. Shilla langsung menatap alvin tajam.

“ehh hheheh kalo lo gag mau ngasih tau juga gag papa kok” kata alvin yang takut di tatap seperti itu oleh shilla.

“vin” panggil shilla lirih. Matanya mulai berkata-kata.

“ya ? kenapa shil ?” tanya alvin. Tanpa bicara apa-apa shilla langsung memeluk alvin. Alvinnya ? kaget setengah idup (?).

“hiks hiks hiks,, cakka” gumam shilla dalam tangisnya.

‘cakka’ batin alvin. Perlahan alvin membalas pelukan shilla dan tetes demi tetes mulai membasahi pipi alvin.

“alvin,, lo kenapa nangis ?” tanya shilla lalu melepaskan pelukannya dan menghapus airmatanya.

“shil” lirih alvin.

“ya ? kenapa ?” tanya shilla bingung.

“lo,,, siapanya cakka ?” tanya alvin sambil menatap mata shilla. Terpancar sinar kerinduan yang amat dalam di mata alvin.

“gue,, pacarnya,, tapi,,,,” shilla berhenti sejenak, menenangkan hatinya.

“tapi apa shil ?” tanya alvin penasaran.

“tapii dia,, gue gag tau dia sekarang dimana,, dia udah gag pernah ngabarin gue lagi” jawab shilla lalu menundukkan kepalanya.

‘kka,, apa dia yang lo maksud ?’ tanya alvin dalam hati.


*FLASHBACK ON*

“vin” lirih seseorang yang sedang terbaring lemah. Cakka,, cakka kawekkas nuraga. Saudara kembar alvin.

“iaa kka,, kenapa ?” tanya alvin lalu duduk di kursi yang ada di samping ranjang cakka.

“lo mau janji sesuatu ama gue ?” tanya cakka.

“janji apa kka ?” tanya alvin bingung.

“lo mau gag ?” tanya cakka lagi.

“hmm ia deh,, apa ?” jawab dan tanya alvin.

“kalo misalnya gue udah gag ada, gue nitip dia yaa” kata cakka.

“dia ? dia siapa kka ?” tanya alvin bingung.

“bidadari hati gue,, plisss,, lo mau kan ?” jawab dan tanya cakka.

“tapi kan gue gag kenal ama dia” jawab alvin.

“suatu saat lo pasti bakalan ketemu ama dia kok vin,, gimana ?” tanya cakka lagi.

“tapi kan kka,,,,,,”

“plisss vin,, demi gue” pinta cakka lirih.

“oke,, demi lo” jawab alvin.

“thanks vin” kata cakka sambil tersenyum tipis.

“iaa”kata alvin.

“vin” panggil cakka lagi.

“iaa ? kenapa ?” tanya alvin.

“gue capek,, gue boleh tidurkan ?” tanya cakka lirih. Alvin terdiam. Apakah harus secepat ini ? alvin menatap kembarannya itu,matanya mulai berkaca-kaca. Sesungguhnya dia tidak mau kehilangan orang yang dia sayang untuk kedua kalinya.

“vin” panggil cakka lagi yang berhasil membangunkan alvin dari lamunannya.

“boleh kok kka” jawab alvin pelan.

“gue,,, sa,,,yang,,, ama,, lo vin” kata cakka terbata-bata. Lalu cakka pun menutup matanya. Yaa,, cakka telah pergi meninggalkan alvin.

“cakka,, gue,,, gue juga sayang ama lo” lirih alvin. Airmatanya pun langsung turun membasahi pipinya. Kanker darah, atau lebih dikenal dengan sebutan leukimia. Penyakit yang baru saja merenggut cakka, saudara kembar alvin.

“gue janji kka, gue pasti nemuin dia dan jagain dia,, demi lo” gumam alvin

*FLASHBACK OFF*


“vin” panggil shilla. Alvin pun tersadar dari lamunan nya.

“kenapa shil ?” tanya alvin.

“lo kok ngelamun sihh ? ehh iaa,, tadi lo kenapa nangis ? apa lo kenal ama cakka ?” tanya shilla. Alvin diam. Bingung harus menjawab apa.

“kok diam sihh vin ?” tanya shilla kesal.

Alvin tersenyum tipis. Sangat tipis. Lalu alvin pun beranjak meninggalkan shilla yang menatapnya bingung.

***

Tak terasa sudah hampir 1 semester shilla bersekolah di SMA Pancasila. Selama itu pula shilla dekat dengan alvin. Tentu rio heran dengan kedekatan mereka karena alvin tidak pernah cerita lagi kepadanya.


@kelas XI IPA 1

“woy kodok,, ngelamunin apa lo ?” tanya rio yang baru datang. Rio meletakkan tasnya lalu duduk di samping alvin.

“yo,, lo masih ingat kan pesan cakka untuk gue ?” tanya alvin. Rio berfikir sejenak.

“ingat,, kenapa emang ? lo udah nemuin siapa cewek itu ?” tanya rio. Alvin mengangguk pelan.

“serius lo ? siapa vin ?” tanya rio semangat.

“shilla” lirih alvin.

“kenapa vin ?” tanya seseorang. Alvin pun menoleh lalu terkejut saat shilla sedang menatapnya dengan tatapan bertanya.

“ha ? ehh enggak kok” jawab alvin kikuk. Shilla hanya mengangkat bahu. Alvin menghembus nafas lega. Sedangkan rio ? masih diam melongo.

“yo” panggil alvin sambil menepuk pelan bahu rio.

“HA ? SERIUS LO VIN ? LO GAG BOONG KAN ?” teriak rio sambil mengguncang bahu alvin.

“aduhhh rio gila,, ehh pesek,, lepasin gue dong,, sakit tau” omel alvin sambil berusaha melepaskan tangan rio yang masih mengguncang kuat bahunya.

“ehh hehehe maap maap,, gue shock,, serius lo vin ?” tanya rio lalu melepaskan tangannya yang tadi mengguncang bahu alvin.

“iaa lah,, mana mungkin gue boong pesek” jawab alvin sambil menoyor kepala rio.

“aww,, lo tuhh ya,, kalo jawab yaa jawab aja,, gag usah bawa pesek-pesek segala,, malah pake noyor kepala gue lagi” kata rio kesal.

“hhehehe” alvin Cuma cengar-cengir gaje. Semua murid XI IPA 1 menatap alvin bingung. Si alvin kesambet apa sihh ? tumben banyak ngomong, eh sekarang malah cengar-cengir jage.

“apa lo liat-liat ? ada yang aneh ?” tanya alvin bingung.

“vin,, ini beneran lo kan ? lo kesambet apaan sihh ? tumben banget lo kayak gini tau gag” tanya seorang cewek berpipi chubby yang duduk di depan shilla.

“ehh bakpia,,, ini tuh emang alvin kali,, emang beda sihh,, kan kemaren baru gue ganti batreinya, makanya jadi bawel gini” kata rio asal. Alvin pun langsung menoyor rio an menatapnya tajam.

“ehh hehehe apin,, bercanda,, kitakan bes pen polepel” kata rio sambil cengar-cengir gaje.

“bes pen polepel pala lo petak deh” kata alvin.

“heh,, lo pada kenapa sihh ? udah deh, gue tau gue ganteng, gag usah segitu nya juga kali liatinnya” kata alvin narsis. Semua malah tambah cengo. Alvin garuk-garuk kepalanya bingung.

“mending gue kabur aja deh” gumam alvin. Alvin pun mengambil kameranya lalu berlari meninggalkan kelasnya.

***

@lapangan basket

Alvin duduk di pinggir lapangan basket sambil melihat-lihat hasil jepretannya.

“vin” panggil seseorang. Alvin menoleh lalu mendengus kesal.

“apa ?” tanya alvin dingin.

“gue mau ngejelasin semuanya ama lo” kata orang itu lalu berjalan mendekati alvin.

“stop,, jangan deketin gue” perintah alvin. Orang itu pun berhenti lalu menghela nafas.

“vin,, pliss maafin gue,, gue gag maksud untuk duain lo” kata orang itu.

“gag maksud lo bilang ? kalo lo gag maksud gag mungkin lo pacaran ama dia ze” kata alvin emosi. Zeze –orang itu- terdiam.

“vin,, pliss jangan benci gue,, maafin gue” pinta zeze lalu berjalan mendekati alvin.

“GUE BILANG BERHENTI !!” teriak alvin. Semua yang ada di lapangan basket langsung menoleh pada alvin dan zeze.

“vin” lirih zeze.

“STOP !! cukup,, udah cukup lo nyakitin gue ze,, gue udah ngasih kesempatan ama lo dulu kan ze,, bukan Cuma sekali ze,, tiga kali !! tapi apa ? lo sia-siain semua kesempatan yang udah gue kasih ama lo !!” bentak alvin. Zeze terdiam.

“maaf vin” kata zeze.


“kok pada rame sihh ?” tanya shilla bingung.

“ehh ipiii,, berhenti,, fy, shil, kayaknya itu alvin deh” kata via sambil menunjuk ke arah lapangan basket.

“ehh iaa,, itu alvin” kata ify dan shilla kompak.

“kesana yukk” ajak via lalu menarik tangan ify dan shilla. Ify dan shilla hanya pasrah.


“mending lo pergi dari sini” kata alvin tajam.

“tapi vin,,,,,,” kata zeze.

“lo pergi ato gue yang pergi ?” tanya alvin.

“vin,, lo kenapa sihh ?” ceplos shilla yang berhasil menerobos orang-orang yang tadi mengelilingi alvin dan zeze. Alvin menoleh lalu menatap shilla yang menatapnya bingung. Alvin pun kembali menoleh ke arah zeze. Zeze hanya diam.

“oke kalo lo gag mau pergi,, biar gue yang pergi” kata alvin. Alvin pun beranjak dari sana, tapi alvin juga menarik shilla.

“ehh vin,, mau kemana ?” tanya shilla bingung. Sedangkan semua yang ada di lapangan menatap alvin cengo.

“diem,, ikut aja,, temenin gue” kata alvin dingin.

“tapi vin,, ntar lagi kan bel masuk bunyi” kata shilla.

“gue gag peduli,, masuk” suruh alvin ketika mereka telah sampai di parkiran.

“mau kemana sihh ?” tanya shilla bingung.

“plissss masuk,, temenin gue” mohon alvin. Shilla yang tak tega akhirnya mengangguk dan masuk ke dalam mobil alvin. Alvin pun masuk ke dalam mobil nya.

“ntar lo pura-pura pingsan biar kita bisa keluar” perintah alvin. Shilla hanya mengangguk. Perlahan alvin pun menjalankan mobil nya.


“mau kemana kamu ? sebentar lagi masuk” kata satpam mencegah mobil alvin.

“mau ke rumah sakit pak,, teman saya sakit” kata alvin sambil menunjuk shilla.

“kan bisa di uks” kata satpam itu.

“aduhh bapak cerewet banget sihh,, ini tu bukan sakit biasa” kata alvin.

“ohh begitu,, baiklah” kata satpam itu. Satpam itu pun menyingkir, alvin pun segera melajukan mobilnya.


“pintar banget sihh lo ngibulnya” kata shilla. Alvin hanya tersenyum tipis.

“mau kemana sihh vin ?” tanya shilla untuk kesekian kalinya.

“ntar lo juga tau,, gue jamin lo suka” jawab alvin. Shilla akhirnya mengangguk pasrah.

***

@bukit

“waww keren banget” gumam shilla. Alvin hanya tersenyum tipis. Shilla pun memejamkan tangannya dan menutup matanya. Alvin tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Alvin pun langsung memotret shilla dengan SLR yang tergantung di lehernya.

JEPRET..

“ehh,, aaa alvin,, lo motoin gue yaa ?” tanya shilla lalu menghampiri alvin. Alvin hanya mengangguk sambil melihat hasil jepretannya.

“ehh hapus dong vin” suruh shilla.

“ogah” tolak alvin.

“ihh lo gitu mah,, lagian ngapain sihh gue yang jadi objek nya ? kan lebih bagus pemandangannya daripada gue” tanya shilla heran.

“biarin,, sekali-kali ganti objek” jawab alvin.

“yahh salahnya gue gag bawa kamera gue,, lo sihh main tarik aja” sungut shilla lalu memanyunkan bibirnya. Dengan cepat alvin memotretnya.

JEPRET..

“hhahah” tawa alvin melihat hasil jepretannya.

“ihh alvin,, lo apa-apaan sihh ? pose nya kan gaje banget,, hapus dong” suruh shilla.

“ogah :p” kata alvin sambil menjulurkan lidah nya.

“alvin,,, hapus dong,, yayaya ? alvin kan baik” rayu shilla.

“hmm gimana yaa ?” tanya alvin sambil sok mikir.

“alvin” pinta shilla memelas.

“okehh,, tapi lo mau kan foto ? tenang, pose nya yang bagus kok” kata alvin.

“kenapa harus gue ? kan pemandengan nya lebih bagus” kata shilla kesal.

“gue mau nya elo,, mau gag ?” jawab dan tanya alvin.

“huhh iaa deh,, hapus tu foto” kata shilla pasrah. Alvin pun tersenyum senang lalu mengutak-ngatik kameranya.

“udah” kata alvin.

“ehh lo berdiri disana, tapi jangan liatin gue,, belakangin gue,, angin nya lagi kenceng nihh, pasti bagus” suruh alvin. Shilla pun menuruti perintah alvin.

“oke,, stop,, disitu aja,, satu,,, dua,,, tigaa”

JEPRET..

Alvin pun melihat hasil jepretan nya barusan.

“bagus gag ?” tanya shilla lalu menghampiri alvin.

“nihh cantik kok” kata alvin sambil menyodorkan kamera nya.

“keren banget,, hasil jepretan lo bagus,, gue kalah deh” kata shilla. Alvin hanya tertawa kecil.

“ehh vin,, lo berdiri disitu deh” suruh shilla sambil mengambil SLR alvin.

“mau ngapain ?” tanya alvin bingung.

“mau gue fotoo,, hhehehe,, cepetan deh” suruh shilla.

“ogah” tolak alvin.

“ehh gag boleh gitu,, tadi kan lo kan udah fotoin gue,, sekarang gue yang fotoin lo” kata shilla.

“tapi shil,,,,,”

“cepat !! ato lo mau gue banting nihh kamera lo ?” ancam shilla.

“ehh iaa iaa” kata alvin pasrah. Shilla tersenyum puas.

“oke,, satu,,, dua,,, tigaa”

JEPRET..

“hmm lumayan” kata shilla sambil melihat hasil jepretan nya.

“liat dong” kata alvin. Shilla pun menyodorkan kamera tadi.

“yee tampang keren gini lo bilang lumayan” kata alvin PD.

“hehehe” shilla nyengir.

“sana,, lo berdiri disana,, biar gue foto lagi,, kan tadi janji nya gue bakalan motoin lo” suruh alvin.

Shilla hanya mendengus kesal. Alvin langsung mengarahkan kamera nya ke arah shilla lalu mengambil foto sebanyak-banyak nya.

***

“vin,, udah dong,, capek nihh” keluh shilla.

“hahaha,, yaudah,, duduk disini aja deh” kata alvin lalu duduk di bawah pohon yang ada di bukit itu. Shilla pun duduk di samping alvin.

“gila lo,, capek nihh gue” gerutu shilla. Alvin hanya tertawa kecil.

“ehh vin,, foto berdua yukk” ajak shilla.

“tadi kata nya capek” goda alvin.

“hehehe,, ayo dong,, masag Cuma foto gue sendiri aja,, mana banyak lagi,, foto lo mah Cuma satu tadi aja” kata shilla.

“yaudah deh” kata alvin. Lau mereka pun berfoto-foto ria.

***

@kelas XI IPA 1

“heh kodok,, tadi lo kemana ?” tanya rio yang melihat alvin memasuki kelas. Alvin hanya tersenyum tipis. Tak lama, shilla masuk.

“abis pergi ama shilla yaa ?” tanya rio. Alvin mengangguk.

“kemana ?” tanya rio penasaran. Alvin menunjuk kamera.

“objek ?” tanya rio.

“shilla” jawab alvin sambil tersenyum kecil.

“serius lo ? emang nya dia mau ?” tanya rio kaget.

“mau kok,, ia kan shil ?” jawab alvin. Alvin pun bertanya pada shilla.

“iaa ? iaa apa ?” tanya shilla bingung.

“iyain aja deh” suruh alvin.

“ogah. Yang mau diiyain aja apa gue gag tau” kata shilla. Alvin mendengus kesal sedangkan rio udah ketawa.

“seneng lo” semprot alvin. Rio langsung nyengir.

“selamat siang anak-anak” sapa pak sudiro yang telah berdiri di depan kelas. Sontak semua murid XI IPA 1 pun langsung duduk di tempat masing-masing.

“selamat siang pak” jawab murid-murid kelas XI IPA 1 kompak.

***

“ehh shil, tunggu” panggil alvin sambil menahan tangan shilla yang baru saja kelaur dari kelas.

“kenapa ?” tanya shilla bingung dan gugup.

‘aduh vin, tangan lo. Gue dag dig dug nih’ batin shilla.

“ikut gue bentar yukk” ajak alvin tanpa melepas gandengannya.

“kemana ?” tanya shilla.

“ke suatu tempat, ada yang pengen gue kasih tau sama lo. Tentang......” alvin menggantungkan omongannya.

“tentang apa vin ?” tanya shilla bingung.

“tentang... tentang cakka” jawab alvin lirih. Matanya menyorotkan kerinduan yang amat dalam, dan shilla bisa liat itu.

“cakka ?” gumam shilla pelan, hampir tak terdengar.

“iaa. Pliss ikut gue” pinta alvin. Shilla mengangguk pelan dan  berjalan mengikuti alvin. Terbesit rasa penasaran di hatinya. Apakah alvin kenal dengan cakka ? kalau iaa, apa hubungan mereka ? mengapa alvin tak menceritakannya sejak dulu ? dan masih banyak pertanyaaan yang ada di benak shilla.

***

@pemakaman

“pemakaman ?” tanya shilla bingung. Hatinya bingung tak karuan. Perasaannya tak enak. Alvin mengangguk pelan lalu menggandeng shilla menuju sebuah makam. Makam yang bertuliskan CAKKA KAWEKAS NURAGA.

“vin, ini.....” shilla tak melanjutkan perkataannya. Dia diam lalu mulai duduk di samping makam itu.

“makam cakka, saudara kembar gue” jawab alvin lirih. Shilla mendongak dan menatap alvin. Matanya merah menahan tangis.

“cakka... saudara kembar lo ?” tanya shilla kaget. Perlahan airmata pun membasahi pipinya. Alvin mengangguk pelan lalu duduk di samping shilla.

“kenapa lo baru kasih tau gue sekarang vin ? kenapa ?” tanya shilla parau. Perlahan di elusnya nisan makam cakka.

“maaf. Maaf banget. Gue gag tau harus mulai darimana. Gue bingung” jawab alvin sambil tertunduk. Matanya perih akibat menahan tangis. Dalam pikirannya berputar semua kejadiannya bersama cakka dulu.

“kenapa ? kenapa cakka pergi ?” tanya shilla lirih.

“leukimia stadium akhir” jawab alvin pelan. Shilla diam, yang terdengar hanya suara isakan shilla.

“shil, maafin cakka. Maafin dia karena gag ngasih tau lo. Maafin dia ninggalin lo. Itu dia lakuin karena dia sayang ama lo. Pliss maafin cakka. Maafin kembaran gue” kata alvin sambil menghapus airmata shilla. Shilla diam sambil memperhatikan alvin. Lalu tanpa berkata apa-apa shilla langsung memeluk alvin dan membuat alvin tersentak kaget.

“shil, kenapa ?” tanya alvin bingung sambil mengelus pelan kepala shilla. Dalam pelukan alvin shilla menggeleng pelan. Lalu melepas pelukannya.

“kita pergi yokk. Biar cakka istirahat dengan tenang” ajak shilla sambil tersenyu tipis.

“sekarang ? lo gag mau ngomong dulu ?” tanya alvin.

“udah tadi” jawab shilla.

“kapan ? kok gue gag denger ?” tanya alvin polos.

“dalam hati. Udah yukk” ajak shilla sambil menarik tangan alvin dan mereka beranjak dari sana.


@mobil

“shil, kita ke bukit dulu yaa” kata alvin tanpa menoleh ke arah shilla.

“mau ngapain ?” tanya shilla heran.

“ntarr lo juga tau” kata alvin sambil menoleh sekilas ke arah shilla dan tersenyum tipis. Shilla hanya mengangguk bingung.

***

@bukit

Angin berhembus pelan menerpa wajah shilla dan alvin. Angin itu juga menerbangkan beberapa helai rabut shilla.

“shila” panggil alvin memecahkan keheningan.

“hmm ?” hanya itu respon shilla.

“gue suka sama lo” kata alvin to the point. Shilla menoleh ke arah alvin lalu tersenyum tipis.

“gue juga” kata shilla. Alvin tersenyum tipis.

“lo mau kan jadi pacar gue ? mengisi hari-hari gue. Dan tercatat dalam kisah hidup gue ? hidup kita ?” tanya alvin sambil menggenggam tangan shilla. Shilla mengangguk pelan. Alvin tersenyum lalu mengacak pelan rambut shilla.

“ihh kan, berantakan” gerutu shilla.

“hahaha yukk pulang. Udah sore” ajak alvin sambil membantu shilla berdiri.

“yukk” jawab shilla.
Alvin menggandeng shilla dan mereka pun pulang dengan senyum yang menghiasi wajah mereka.



THE END