Selasa, 16 Juli 2013

Sinopsis --> Untitled

Kejadian 10 tahun lalu masih membekas di ingatan Adit, rasa bersalahpun masih menyelimuti hatinya. Hampir setiap malam kejadian itu hadir di mimpinya. Dan semenjak kejadian itu pula Adit tidak pernah bertemu lagi dengan Gia.
Namun semuanya berubah ketika tiba-tiba saja Gia muncul kembali di kehidupan Adit. Membuat Adit yang semula kebingungan mencari keberadaan Gia merasa sangat senang. Tetapi yang membuat Adit kembali kecewa adalah ketika dia mengetahui bahwa Gia melupakan dirinya, melupakan semua kenangan masa kecilnya bersama Adit.

Apa yang harus Adit lakukan untuk mengembalikan ingatan Gia ? Dan bagaimana reaksi Adit saat mengetahui ternyata Gia sama sekali tidak melupakannya dan malah menyimpan rasa yang lebih terhadapnya ?

Minggu, 07 April 2013

Cerpen ---> Saat Terakhir



Semilir angin perlahan mulai terasa membelai wajahnya. Semakin lama semakin kencang, membuat gadis itu menarik lagi jaket yang menutupi tubuhnya agar dapat menghangatkannya. Matanya terpejam. Terlihat gurat kelelahan di wajahnya. Perlahan, kelopak yang menutupi mata indahnya itu terbuka, memperlihatkan bola mata kecoklatan yang dimilikinya.

‘ini bukan mimpi’ batinnya perih. Di pejamkannya matanya sekali lagi, kali ini diiringi dengan helahan nafasnya.

“fy ?” sapaan yang diiringi dengan tepukan halus di pundak ify –gadis tadi- membuatnya tersentak kaget. Dia menghela nafas lalu memaksakan sedikit senyum.

“kenapa ?” dia bertanya pelan tanpa menatap sosok yang tadi mengagetkannya. Shilla –sosok tadi- menghela nafas lalu duduk di samping ify.

“lo, hmm masih mengharapkan dia ?” pertanyaan yang baru saja dilontarkan shilla sukses membuat ify menatapnya. Ragu, dia mengangguk pelan. Shilla tersenyum kecut.

“setelah apa yang dia lakuin di belakang lo ?” shilla bertanya dengan nada yang cukup sinis. Pertanyaan shilla barusan membuat ify terdiam.

“plis fy, lo mikir. Udah berapa kali dia nyakitin lo dan udah berapa kali juga lo udah maafin dia gitu aja ?” shilla tanpa sadar menaikkan suaranya. Nafasnya memburu, mukanya memerah menahan marah.

Ify lagi-lagi hanya diam membisu. Dalam hati dia membenarkan perkataan shilla. Tapi apa daya, dia terlalu mencintainya, pemuda itu. Ntah apa yang membuatnya masih bertahan, padahal sebut saja rio –pemuda tadi- sudah berulang kali menyakitinya.

“gue cinta shil sama dia” jawaban itu lagi yang terlontar dari mulut ify. Mendengarnya, shilla langsung menghela nafasnya dengan kasar.

“cinta ? lo cinta sama dia ?  apa lo paham apa yang dimaksud dengan cinta itu ?” shilla bertanya sambil menatap ify dengan tajam. Ify terdiam lalu menundukkan kepalanya, tidak menjawab pertanyaan shilla barusan.

“biarin gue shil, biarin gue pertahanin dia. Sebentar lagi, gue Cuma pengen dia nemenin saat-saat terakhir gue” pernyataan ify barusan sukses membuat shilla terdiam. Hatinya perih mendengar penuturan ify barusan. Ify sakit, bukan sakit biasa. Ataxia, penyakit yang belum ditemukan obatnya. Dan begini lah ify sekarang, pergi atau melakukan apapun bukan dengan diiringi langkah kaki lagi, tapi dengan sebuah kursi roda.

“fy, sori gue..”

“gag papa kok shil. Lo gag salah. Guenya aja tetap keras kepala” ify menjawab sambil tersenyum tipis. Mukanya kembali pucat. Shilla panik, digenggamnya tangan ify. Dingin !

“fy, lo kenapa ?” terdengar nada kepanikan dari ucapan shilla barusan. Ify menggeleng pelan sebelum akhirnya pingsan.

***

“puas lo ? sadar yo, lo liat ify. Ify itu cinta sama lo !! padahal lo udah sering banget nyakitin dia !! tapi apa ? dia tetap maafin lo, ngasih lo kesempatan lagi !! seharusnya lo perhatiin dia !! apa lo tau selama ini dia sakit ?!” bentakan itu membuat rio terdiam. Dalam hati, tersirat rasa penyesalan yang dalam.

‘cowok macam apa gue ?’ rio membatin. Dialihkannya pandangannya kearah ruang UGD itu. Disanalah ify, orang yang sangat mencintainya, yang slalu mengerti dirinya. Tapi apa ? dia malah menyia-nyiakan gadis itu. Dan sekaranglah rasa penyesalan itu hinggap di hatinya.

“ify.. sakit apa ?” rio bertanya pelan sambil terus menatap ruang UGD itu. Shilla menghela nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan rio.

“ataxia. Dan baru saja memasuki tahap akhir” rio membeku di tempat mendengar jawaban shilla. Ataxia ? astaga !! dia menutup mukanya menggunakan kedua telapak tangannya. Tiba-tiba pintu ruang UGD itu terbuka. Dengan cepat rio langsung menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu.

“bagaimana keadaan ify dok ?”pertanyaan itu spontan keluar dari bibir rio. Dokter itu menatap rio lalu menggeleng pelan.

“pasien kritis” jawaban singkat yang sukses membuat rio terdiam.

“kritis ? apa boleh saya masuk dok ?”

“boleh, tapi tunggu dia dipindahkan ke ruang perawatan dulu” rio mengangguk mendengar jawaban dokter tersebut. Lalu dia pun memutuskan menunggu di ruang tunggu sedangkan dokter tian –dokter yang tadi- pergi kembali ke ruangannya.

***

“yo, ify sadar” teriakan itu sukses membuat rio tersadar dari lamunannya. Dengan cepat di hampirinya shilla yang duduk di samping ranjang ify.

“gue panggil dokter dulu” rio berlalu meninggalkan ruang rawat ify. Tak lama, dia kembali bersama dokter tian dan seorang asistennya.

“bisa keluar sebentar ?” shilla dan rio pun menuruhi permintaan dokter tian. Tidak lama, hanya beberapa menit saja, setelah itu shilla dan rio kembali di perbolehkan masuk.

“lo aja yang masuk. Lo perlu ngomong sama dia” suruh shilla. Tanpa melawan, rio pun masuk dengan terburu-buru ke dalam ruang perawatan ify. Di hampirinya ify yang tengah melamun sambil menatap keluar jendela.

“fy” panggilan itu sukses membuat ify tersentak. Ify menoleh dan tersenyum tipis.

“maaf gue..”

“gag ada yang perlu di maafin” potong ify cepat.

“tapi..”

“gag ada tapi-tapian. Atau lo pengen gue marah sama lo ? hahaha enggak kan ?” rio tersenyum. Lalu digenggamnya tangan ify. Dingin.

“yo, nyanyi dong” rio mengerutkan alisnya mendengar permintaan ify. Tapi akhirnya mengangguk juga.

“lagu apa ?” dilihatnya ify terdiam sebentar, lalu dia tersenyum sumbringah.

“lagu saat terakhir, tapi bagian reff aja” jawab ify cepat. Tentu saja rio bingung.

“kenapa lagu itu ? gag yang lain aja ?”

“enggak, gue pengennya lagu itu. Yayaya ?” walaupun heran rio akhirnya mengangguk juga dan mulai menyanyikan lagu itu.

“di bawah batu nisan kini tlah kau sandarkan, kasih sayang kamu begitu dalam, sungguhku tak sanggup ini terjadi karena ku sangat cinta. Inilah saat terakhirku melihat kamu, Jatuh air mataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan selamat jalan kasih”

Tepat saat rio menyelesaikan lagunya, ify menutup matanya. Menhembuskan nafas terkhirnya.

“fy” diguncang nya tubuh ify. Tak ada reaksi. Perlahan arimata pun mengalir membasahi pipi rio. Di rengkuhnya tubuh yang mulai mendingin itu.

-
di bawah batu nisan kini tlah kau sandarkan, kasih sayang kamu begitu dalam, sungguhku tak sanggup ini terjadi karena ku sangat cinta. Inilah saat terakhirku melihat kamu, Jatuh air mataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan selamat jalan kasih-

THE END